Produk Lokal Bersaing dengan Produk Internasional

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ_GxHPqgLBAnPGHKJiN6Cs9wpWCBAquEW4LzSegJY3bLpBMllzhMFw0dh3r78rBRDLba9qSEEFUEaas0tLZdkpfT8zGsRlIca9IrKafRcYBpAE4zYXmymv59XIcTzmbomtS0sXvWS2v4/s1600/mobil+smk.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="produk lokal" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ_GxHPqgLBAnPGHKJiN6Cs9wpWCBAquEW4LzSegJY3bLpBMllzhMFw0dh3r78rBRDLba9qSEEFUEaas0tLZdkpfT8zGsRlIca9IrKafRcYBpAE4zYXmymv59XIcTzmbomtS0sXvWS2v4/s1600/mobil+smk.jpg" title="mobil smk" width="400" /></a></div> <h3 style="text-align: justify;"> </h3> <h3 style="text-align: justify;"> Tanya: </h3> <div style="text-align: justify;"> Bang Doody, bagaimana caranya agar produk lokal dapat bersaing dengan produk internasional? Karena saya rasa bangsa kita sudah mampu untuk membuat produk bermutu yang tidak kalah dengan produk luar negeri. Apa mungkin penyebabnya adalah karakter orang Indonesia yang lebih mengutamakan gengsi dari pada fungsi?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jihan Mahmud</div> <div style="text-align: justify;"> ulikunik.blogspot.com</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <a href='http://www.ptcircle.com/?ref=jameshid2014'><img src="http://www.ptcircle.com/images/banner3.gif"></a> <br /> <h3 style="text-align: justify;"> Jawab: </h3> <div style="text-align: justify;"> Pertanyaannya baik sekali. Bagaimana cara produk lokal dapat bersaing dengan produk internasional seharusnya menjadi pemikiran kita semua. Memikirkan hal ini akan membawa ketajaman berpikir yang dapat mengeksplorasi gagasan kreatif dan syukur – syukur menjadi sebab bagi peningkatan kapasitas kreatif yang tidak lain tidak bukan: INOVASI! Semua orang baik individu, komunitas, lembaga bisnis, perusahaan, pemerintah bicaranya adalah meningkatkan kemampuan berinovasi. Setuju?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Saya setuju banget, produk dalam negeri tidak kalah dengan produk luar negeri. Nah persoalannya apakah perusahaan yang membuat produk tersebut “merasa” kalah atau mampu bersaing dengan perusahaan global yang produknya sudah berjaya meraup keuntungan pasar di Indonesia? Pertanyaan ini yang harus dijawab oleh para pengusaha di Indonesia dalam rangka produk lokal dapat bersaing dengan produk internasional.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kalau saja globalisasi ini ditanggapi oleh pemerintah dan stakeholder pembangunan bangsa sebagai sebuah “perang”, saya yakin pendekatannya juga pasti pendekatan strategi perang. Tidak mungkin rakyat dibiarkan perang sendiri melawan keterpurukan nasibnya sendiri. Tidak mungkin pengusaha dibiarkan bersaing sendiri, berusaha tidak tenggelam dalam lautan persaingan bisnis dunia yang dahsyat. Dan tidak mungkin pemerintah berkelakuan seperti sekarang, asyik dengan urusannya sendiri tanpa upaya maksimal untuk menciptakan strategi perang ekonomi yang unggul agar produk dalam negeri minimal menjadi tuan rumah di negaranya sendiri dan syukur – syukur mampu bersaing sebagai produk invansi ke negara – negara lain.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Produk lokal agar dapat bersaing dengan produk internasional adalah sebuah upaya terpadu bahu membahu semua pihak. Bagaimana pemerintah dan Bank Indonesia menciptakan upaya perbaikan kondisi perekonomian makro di tahun 2014 ini. Bagaimana perusahaan – perusahaan di Indonesia di fasilitasi dan dipersiapkan untuk menciptakan kemampuan berinovasi. Bagaimana perusahaan pada gilirannya memperbaiki visi, misi, value dan goal usaha. Dan ujungnya bagaimana pemerintah, stakeholder dan pengusaha memberdayakan kemampuan masyarakat bukan hanya sebagai sasaran pasar, bukan hanya sebagai konsumen, tetapi bagaimana menjadi konsumen berdaya. Bisa sebagai konsumen – penjual bahkan konsumen – investor.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika sebuah produk yang dipersiapkan untuk mampu menjadi produk unggulan adalah hasil dari strategi kebijakan pemberdayaan terpadu seperti yang saya terangkan diatas, niscaya semua pihak terutama rakyat konsumen tidak terpikir lagi mau gengsi – gengsian membeli produk luar negeri! Pahamkan arahnya kemana? Arahnya jelas, bukan saja soal cara produk lokal dapat bersaing dengan produk internasional, tetapi lebih dahsyat dari pada itu. Jika ada satu percontohan proyek yang bisa merelisasikan ini, maka tidak mustahil bangsa kita bisa menyelesaikan berbagai persoalan bangsa ini satu persatu. Dan saatnya nanti semua komponen bangsa bersepakat untuk sama – sama tinggal landas menjadi pemimpin dunia bukan saja dibidang eknomi tetapi menjadi guru keberhasilan bagi bangsa – bangsa lain. Hahaha jauh amat mikirnya. Yah begitulah, anda sih bertanyanya dengan saya, seorang pemimpi yang setiap hari mimpi melihat bangsa ini menjadi bangsa terbaik di dunia :D</div> <br /> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilBq3Z-y1HryIesRiA-p8nK4fTA0_comU3nf_7QVyy0BxNUHmfirvEbwKqMEK26ZvYfKGRzxEKtAoKxXyhhHzPxaxBrW5Wi5XYzzAiHCTcVJvC4GNEEanzQjDytyIg2Dd1vTGNLB6O_Oc/w302-h403-no/ac72a91d-9824-484e-961f-5c89756a3974?rel=author">Doddy Hidayat Sastrawarija</a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <a href="https://www.google.com/+DoddyHidayatSastrawarija" rel="author">Konsultan Bisnis Kreatif</a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div>

Tanya:  Bang Doody, bagaimana caranya agar produk lokal dapat bersaing dengan produk internasional? Karena saya rasa bangsa kita suda...

Read more »

Bisnis Si Cerewet

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1Lot8w9ygDv0YIAYUoZCegOcCNvh4PTJWlBbjaUnYqkbV0xJSJ8j3hPb6dh2ki0tkMnm2aKwBWW1oqSIH_5DbpO2-twi1fGpAYlKVl80NfCizfLkDcpvzXPjVHp8noCFeHw3OcZOy-lY/s1600/bisnis+untuk+si+cerewet.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="tips memulai usaha" border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1Lot8w9ygDv0YIAYUoZCegOcCNvh4PTJWlBbjaUnYqkbV0xJSJ8j3hPb6dh2ki0tkMnm2aKwBWW1oqSIH_5DbpO2-twi1fGpAYlKVl80NfCizfLkDcpvzXPjVHp8noCFeHw3OcZOy-lY/s1600/bisnis+untuk+si+cerewet.jpg" title="bisnis untuk si cerewet" width="400" /></a></div> <br /> <br /> <b>Tanya:</b><br /> Assalamualaikum,kak..sy ingin menjadi enterpreneur..tp msh bingung bisnis apa yang harus saya jalankan, diberbagai buku saya baca bahwa kalau ingin berbisnis usahakan yang disenangi supaya dijalaninya nggak setengah setengah, nanti malah rugi. Pada dasarnya, saya ingin memulai bisnis untuk bisa membantu memakmurkan bangsa, bermanfaat bagi masyarakat, keluarga dan diri sendri. Berikut, kelebihan yang saya miliki:<br /> <br /> 1. Cerewet<br /> 2.Pandai beradaptasi<br /> 3. PeDe<br /> 4.mau belajar<br /> 5.Seneng  bergaul<br /> 6. Seneng makanan<br /> 7. Suka  anak-anak<br /> 8.Pengen SUKSES!<br /> <br /> Kira-kira...bisnis apa yang cocok untuk saya kak??<br /> Thanks<br /> <br /> Siti<br /> sikembar.ncha@gmail.com<br /> <br /> <script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <!-- posting GA ad --> <br /> <ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2723081433105973" data-ad-slot="6068217379" style="display: inline-block; height: 60px; width: 468px;"></ins><script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script> <h3> Jawab:</h3> Waalaikum Salam, ya Siti<br /> Pertanyaannya bagus, dimulai dari mengetahui kompetensi diri. Ngomong – ngomong kalau 8 potensi kamu itu berupa barang, bisa dijual nggak? Kira – kira yang suka ada ngga? Supaya orang suka diapain itu ke 8 “potensi” kamu? Melihat tujuan kamu berbisnis, sepertinya kamu bakalan jadi orang besar deh. Visinya buesaaar! Kalau sudah besar begitu, biasanya niatnya besar, semangatnya besar, daya tahannya besar dan daya juangnya? BESAR! Mantaap heuehu.<br /> <br /> Sudah cukup jawaban saya? Jadi kalau ditanya ulang, Siti berbisnis mau cetak uang besar atau memberi manfaat besar jawabannya yang mana? Yaa salaah heuheu, jawabannya bukan yang pertama dan bukan yang dua, jawabannya dua duanya. Cetak uang dan manfaat besar! Ok setuju?<br /> <br /> Kalau sudah setuju, ayo kita jual 8 keunggulan kamu. Bantu saya ya isi bidang kosongnya:<br /> <br /> 1. Cerewet: Cocok berbisnis apa saja yang memerlukan pendekatan personal, keramahan, kepedulian dan kekeluargaan. Cerewetnya di isi dengan sapaan hangat bukan omelan kepada pelanggan rese ya. Karena kamu juga suka makan, coba deh bikin inovasi produk makanan baru yang unik, ngagetin, bikin orang ketagihan dan namakan cemilan atau menu kamu dengan nama burger cerewet, tahu isi ngocol – enak dicocol, pizza dower – toping cerewet (aneka toping), (....), (....)<br /> <br /> 2. Pandai adaptasi. Ini salah satu keunggulan inovatif yang harus dikembangkan. Kamu akan menjadi pengusaha yang adaptif, peka dengan minat pasar dan cepat menyesuaikan ide, konsep dan produk kamu agar lebih nendang dan menggemaskan. Gunakan potensi ini untuk jurus promosi dan pendekatan ke pelanggan. Insya Allah kepake.<br /> <br /> 3. Pede alias percaya diri. Baguus kata Pak Tino Sidin. Kenal ngga? Pak Tino kalau masih hidup pasti suka dengan generasi muda yang sekali mencoret, pantang urung sebuah lukisan. Sekali melangkah, pantang layar tak terkembang. Psst..tahu ngga kamu di Bandung itu ada kripik yang bikin orang keringat kepedesan dan mata merah tapi larisnya luar biasa, semakin di maki semakin laris, emang dasar kripik setaaan! Jadi pede aja lagi, bikin sesuatu, walau kawan – kawan kamu bilang ngga akan laku. Karena kawannya dari kawannya kawan – kawan yang lain boleh jadi malah nagih dengan kelezatan atau manfaat produk kamu.<br /> <br /> 4. Senang bergaul. Cool! Gunakan itu sebagai penguat jaringan, agar kamu punya captive market setia yang sudah siap melahap apapun persembahan kamu. Potensi kamu itu, bisa bermanfaat untuk proses know – like – buy. Pastikan orang kenal, suka dan beli!<br /> <br /> 5. Senang Makanan. Tularkan hobby makan kamu kepada semua yang kamu kenal dan calon pembeli. Pelajari kenapa kamu suka satu makanan dan kurang suka pada makanan yang lain. Terapkan itu pada produkmu. SMS saya untuk tenaga tester gratis apa saja hasil ciptaanmu heuheu.<br /> <br /> 6. suka anak – anak. Nah ketemu deh spesialisasi produk yang akan kamu buat. Cocok itu anak – anak penyumbang devisa terbesar bagi para penjual. Kalau sudah merengek, pasti dibeliin. Juga, jangan salah, cita – cita kamu untuk memberikan manfaat pada bangsa dan negara bisa kamu salurkan dengan membuat produk sehat bergizi yang disukai anak – anak. Kamu akan berandil besar dalam pembentukan generasi penerus yang sehat dan pintar. Ngga kalah deh sama Danone!<br /> <br /> 7. Pengen SUKSES! Ai juga pengeen. Kalau gitu segera rangkai 6 poin diatas dan raih sukses kamu. Bikin sedikitnya 3 alternatif usaha yang paling sesuai dengan 8 potensi keunggulan yang kamu miliki. Pada proses know – like – buy, buat sekreatif mungkin strategi agar terjadi lonjakan minat dan kelancaran pemasaran. Kamu yang kenal lingkungan mu, genre mu, selera usiamu, trend mu, like dislike mu, dll. Insya Allah Tuhan berkati dan jangan lupa kirim testernya ya :D <br /> <br /> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilBq3Z-y1HryIesRiA-p8nK4fTA0_comU3nf_7QVyy0BxNUHmfirvEbwKqMEK26ZvYfKGRzxEKtAoKxXyhhHzPxaxBrW5Wi5XYzzAiHCTcVJvC4GNEEanzQjDytyIg2Dd1vTGNLB6O_Oc/w302-h403-no/ac72a91d-9824-484e-961f-5c89756a3974?rel=author">Doddy Hidayat Sastrawarija</a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <a href="https://www.google.com/+DoddyHidayatSastrawarija" rel="author">Konsultan Bisnis Kreatif</a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div>

Tanya: Assalamualaikum,kak..sy ingin menjadi enterpreneur..tp msh bingung bisnis apa yang harus saya jalankan, diberbagai buku saya bac...

Read more »

Bisnis Dengan Teman

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwmGkpLAAI8i0kknJ6QqIunUXi_E1ImHnD_dJTHf_AZeccHMImDFJJEZ6CaOqK7zQCrzVK7lxboqLyc2AUBYQBRhId5Uky98_DGScVhIdQclJYLmyOLa2UNGvF6pYZkvTIxwvkuc3Q_KM/s1600/bisnis+dengan+teman-konsultanbizz.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Tips Konsultasi Bisnis" border="0" height="281" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwmGkpLAAI8i0kknJ6QqIunUXi_E1ImHnD_dJTHf_AZeccHMImDFJJEZ6CaOqK7zQCrzVK7lxboqLyc2AUBYQBRhId5Uky98_DGScVhIdQclJYLmyOLa2UNGvF6pYZkvTIxwvkuc3Q_KM/s1600/bisnis+dengan+teman-konsultanbizz.jpg" title="bisnis dengan teman-konsultanbizz" width="400" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dear Mas Doddy,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Saya bertiga dengan teman membuat suatu perusahaan, dengan composition share profit yang hampir sama, dan di dalam perusahaan ini saya adalah Direktur Utama atau yang mengatur segala macam yang ada di dalam perusahaan ini, termasuk kebanyakan income perusahaan dari project yang saya dapat, karena experience yang saya punya di dalam Production. Perusahaan baru berjalan 1,5 tahun, Client kita cukup banyak dalam waktu yg sangat singkat, pertanyaan saya, bagaimana dari sudut pandang internal dunia perbisnisan jika keadaan seperti ini? apakah ini yang banyak membuat perusahaan bubar jalan? adakah cara yang cukup fair secara logic dan perhitungan angka achievement untuk perusahaan ini terus maju. Thanks banget mas, mudah-mudahan di bales.. heheheh</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;">  Hardian   / Jakarta</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <!-- posting GA ad --> <br /> <ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2723081433105973" data-ad-slot="6068217379" style="display: inline-block; height: 60px; width: 468px;"></ins><script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script> <br /> <div style="text-align: justify;"> Jawab:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sory Mas Hardian, saya baru buka email nya.</div> <div style="text-align: justify;"> Mengenai situasi perusahaan seperti yang digambarkan oleh Mas Hardi, ada beberapa hal yang harus diperjelas dulu. Mungkin kita bisa mulai dari nawaitu nya alias latar belakang terjadinya kesepakatan pendirian perusahaan. Apa tujuannya? Bagaimana aturan mainnya? Apa saja kesepakatan diantara pemilik saham? Bagaimana pembagian saham tersebut bisa dibagi rata seperti yang anda ceritakan?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Lalu, diantara bertiga, apa kedudukan dan peranan dalam perusahaan? Siapa yang berperan sebagai eksekutif (direktur), siapa yang berperan sebagai monitoring (komisaris) dan siapa yang berperan sebagai pelaksana (managing). Beda lho antara directing – monitoring dan managing. Idealnya, walaupun pada starting pendirian perusahaan, antara shareholder, direktur dan manajer itu same all together, pada tahap berikutnya harus diperjelas positioning ke 3 peran tersebut: The shareholders own the company and they appoint the directors who in turn appoint the managers</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika itu sudah clear, jelas dan dipahami, baru kemudian bicara kesepakatan. Siapa yang tanggung jawabnya paling besar dan vital dalam pelaksanaan mencapai tujuan perusahaan, maka biasanya..jika komposisi andil sahamnya rata, share profitnya si direktur menjadi lebih besar. Tapi kalau berangkat dari semangat kebersamaan, kemudian peran dan tanggung jawabnya sama besar, ya tidak jadi masalah..jika ada untung bagi rata juga heuheu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Soal kekuatiran apakah perusahaan bisa terus berjalan atau bubar jalan, tergantung dari Visi – Misi dan tujuan bertiga. Apakah cukup kuat untuk maju bersama “selamanya” atau malah ketika perusahaan ada kemajuan justru masing – masing berpikir : menjadi lebih baik jika berpisah dan maju (mementingkan kemajuan / keuntungan) sendiri – sendiri.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Coba di evaluasi dari perjalanan perusahaan dan kualitas kerjasama selama ini dari beberapa benefit dan resiko yang pernah terjadi dan potensial akan terjadi seperti dibawah ini:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h3 style="text-align: justify;"> 1. Sebagai Direktur</h3> <div style="text-align: justify;"> a) Apakah anda menciptakan iklim kerja yang kondusif, menyenangkan dan mebuat semangat semua orang dalam fungsi dan peranannya di organisasi perusahaan atau malah sebaliknya?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> b) Apakah anda menciptakan perusahaan yang semakin sehat, efesien, inovatif, bereputasi, sukses kejar target, berkomitmen, transparan dan menguntungkan? Atau sebaliknya?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <h3 style="text-align: justify;"> 2. Sebagai Shareholder</h3> <div style="text-align: justify;"> a) Apakah rekan – rekan sepenuhnya mempercayai gerak langkah, strategi, keputusan dan segala usaha anda untuk memberikan nilai tambah bagi kemajuan perusahaan? Atau malah sebaliknya, banyak action anda yang dikeluhkan, dikritisi dan mengkhawatirkan? anda menciptakan iklim kerja yang kondusif, menyenangkan dan membuat semangat semua orang dalam fungsi dan peranannya di organisasi perusahaan atau malah sebaliknya?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> b) Apakah rekan anda sama produktifnya, sama inovatifnya sama efesiennya dengan yang anda lakukan? Menjaga reputasi diri dan perusahaan? Berkomitmen penuh? Bicaranya kerja dan prestasi lebih banyak dibandingkan mana bagian saya, mana untung saya, berapa besar bagian saya?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nah dari barometer diatas, anda bisa melihat apakah anda lebih cenderung jadi direktur atau jadi shareholder saja? Itu saja mungkin patokan siapa yang paling layak untuk menjadi pemimpin perusahaan dan yang legowo jadi tim perusahaan. Jika ini sudah disepakati lahir bathin, wajar dong kalau penanggung jawab yang beban di pundaknya jauh lebih berat, mendapatkan share profit yang lebih besar, sesuai dengan kapasitas dan resiko yang diemban.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan menurut saya jika anda sudah agak resah soal hal ini alangkah baiknya segera dibuat pertemuan dan dibacakan jawaban saya ini, mumpung belum terjadi perselisihan dan konflik internal. Karena itulah penyakit perusahaan pertemanan kebanyakan. Diawal semangat bersama, selanjutnya malah jadi musuh – musuhan huhuhu. Bagaimana Mas Herdian? Kalau kurang puas silahkan komentar ya heuheu. Thanks atas pertanyaannya, semoga bermanfaat.</div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilBq3Z-y1HryIesRiA-p8nK4fTA0_comU3nf_7QVyy0BxNUHmfirvEbwKqMEK26ZvYfKGRzxEKtAoKxXyhhHzPxaxBrW5Wi5XYzzAiHCTcVJvC4GNEEanzQjDytyIg2Dd1vTGNLB6O_Oc/w302-h403-no/ac72a91d-9824-484e-961f-5c89756a3974?rel=author">Doddy Hidayat Sastrawarija</a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <a href="https://www.google.com/+DoddyHidayatSastrawarija" rel="author">Konsultan Bisnis Kreatif</a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div> </div>

Dear Mas Doddy, Saya bertiga dengan teman membuat suatu perusahaan, dengan composition share profit yang hampir sama, dan di dalam...

Read more »

Tips Sales Mobil

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPnwTkMmJ9hQ96uQRBo7dXgZrpwteHbsOe7gWNuR4SgmLS9H12ZiGDlZWVDuSKrSptKwm1u4HCr6-ZCpWnWSTlJy7UGFgXM5lo1G-1y-kSKHHhJshosqrSdEfh0KtHEvpd1XJHhvUgIWQ/s1600/sales+mobil.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Tips Sales Mobil by konsultanbizz" border="0" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPnwTkMmJ9hQ96uQRBo7dXgZrpwteHbsOe7gWNuR4SgmLS9H12ZiGDlZWVDuSKrSptKwm1u4HCr6-ZCpWnWSTlJy7UGFgXM5lo1G-1y-kSKHHhJshosqrSdEfh0KtHEvpd1XJHhvUgIWQ/s1600/sales+mobil.jpg" title="sales mobil" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Salam Sejahtera Pak Doddy. Saya tertarik dengan forum konsultasi ini karena jawaban - jawaban anda praktis dan tidak teoritis, kena dengan orang dilapangan seperti saya. Begini pak, saya mempunyai semangat untuk meningkatkan target penjualan saya. Saya bekerja sebagai sales marketing di salah satu Showroom mobil merek principle buatan Jepang. Saya ingin sekali membuat cara yang lebih kreatif dari yang sudah dilakukan perusahaan selama ini. Karena saya rasa strategi yang dilakukan tidak banyak melakukan perubahan, contoh seperti pameran di Mall, sebar  brosur dan kartu nama. Menurut Pak Doddy, bagaimana cara yang lebih kreatif dan tentunya mempunyai pengaruh terhadap peningkatan omset penjualan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Salam Hormat</div> <div style="text-align: justify;"> Daniel – Jakarta</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jawab:</div> <div style="text-align: justify;"> Terimakasih atas kiriman pertanyaannya. Wah seharusnya boss anda panggil saya nih, karena bicara strategi penjualan tidak bisa sekedar advise umum. Harus di mulai dengan riset yang betul sehingga tidak terjadi kesalahan dalam membuat strategi dan kesalahan dalam kebijakan / keputusan pemasaran.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Apalagi bicara soal penjualan konsep dealer atau showroom. Ini bisnis dengan kategori investasi besar sehingga harus melihat situasi dan kondisi internal dan eksternalnya. Secara umum kondisi dealer yang mandeg atau meraih target yang begitu – begitu saja, karena memang kegiatan pemasarannya seperti yang anda sebut, ya begitu – begitu saja: Ikut Pameran, Sebar brosur dankartu nama. Tapi lumayan kadang – kadang ada SPG yang unyu – unyu nya heuheu. Cuma jarang juga yang unyu – unyu itu pintar menerangkan. Giliran kita minta brief, eh dipanggil mas – mas yang tidak lagi unyu – unyu hahaha.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tapi kalau anda bilang showroom anda adalah principle merek jepang, ngga usah repot lah berkreatifitas untuk perusahaan, ikut saja SOP dari principle karena Pemain global yang mendominasi pasar otomotive Indonesia telah mapan disemua jenis segmentasi pasar baik secara geografis, demografis, sosio budaya, gaya hidup, kepekaan harga. Sudah “ngerti” apa maunya pembeli Indonesia. Kalau mau, buat unit pemasaran anda sendiri yang tentunya menjadi cara kreatif anda untuk target perolehan income anda. Jualannya mobil showroom juga, tetapi the first people know adalah soal anda. Mau cari mobil baru yang urusannya paling mudah? Go to Daniel! Mengerti kan pak.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jadi kalau secara psosisi pasar, barang dan perusahaan anda sudah kategori pemain utama, tinggal bagaimana caranya anda pikirkan “pertempuran” menjadi yang terbaik secara internal. Anda tidak usah memikirkan tahun ini merek jualan anda harus juara dan merek lain, tapi bagaimana anda harus juara dalam penjualan dibanding rekan anda sesama penjual di internal perusahaan. Jadi bicaranya minor marketing nih. Apa keunggulan yang sudah anda miliki dalam posisi anda sekarang?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Setidaknya anda menjadi bagian dari  perusahaan yang tidak lagi perlu menguras segala sumber daya untuk memenangkan pertempuran di pasar. Tanya saja level manajer, apa dia begitu kuatirnya tahun ini merek mobil jadi kurang populer, jadi kurang laku? Saya rasa tidak, yang dia kuatir itu jika anda dan teman – teman anda sebagai ujung tombak pemasaran kurang nafsu jualan, itu saja sebenarnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nah ini yang harus digaris bawahi oleh sales dan juga bisa buat masukan para manajer dealer showroom adalah: kondisi Pengalaman buruk yang didapat oleh principle merek global dalam pelaksanaan distribusi penjualan melalui system dealer – showroom ini. Apa biasanya yang terjadi? Kejenuhan sales karena kegiatan marketing yang membosankan dan tidak menantang, membuat gairah untuk berkreatifitas lemah, kalau sudah lemah jadinya tumpul, kalau sudah tumpul maka seret jualan, kalau sudah seret di ujung maka jadilah penyakit yang merembet ke pangkal.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Yang terjadi kemudian kegagalan dealer dalam melakukan sell out yang ujung-ujungnya segala resiko (terutama resiko kegagalan branding development) terpaksa menjadi tanggungan yang mematikan bagi principle. Secara umum hal paling mudah yang bisa dijadikan kambing hitam oleh dealer dari kegagalan sell out adalah “Produk tidak cukup kuat untuk Menjual”, finally dealer akan minta banyak “perlakuan khusus” yang kalaupun diberikan belum tentu bisa meningkatkan kinerja penjualannya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jadi ini porsi perusahaan dan principal untuk memikirkan strategi marketing yang menggairahkan anda dan para marketer. Suruh baca saja artikel ini, ini sudah bagian premium services masuknya, corporate, beda deh kalau UMKM, mau gratisan juga saya layani heuheu. Tapi semoga bermanfaat ya pak Daniel? Sekian dari saya, terimakasih.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilBq3Z-y1HryIesRiA-p8nK4fTA0_comU3nf_7QVyy0BxNUHmfirvEbwKqMEK26ZvYfKGRzxEKtAoKxXyhhHzPxaxBrW5Wi5XYzzAiHCTcVJvC4GNEEanzQjDytyIg2Dd1vTGNLB6O_Oc/w302-h403-no/ac72a91d-9824-484e-961f-5c89756a3974?rel=author">Doddy Hidayat Sastrawarija</a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <a href="https://www.google.com/+DoddyHidayatSastrawarija" rel="author">Konsultan Bisnis Kreatif</a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div> </div>

Salam Sejahtera Pak Doddy. Saya tertarik dengan forum konsultasi ini karena jawaban - jawaban anda praktis dan tidak teoritis, kena ...

Read more »

Pelet Asihan untuk Pelanggan

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2lIqSv0Bw7krbBcabltX7Y2druiOt74kYGzwDy3kJjho_z3mqZqiwRhwSGETR2BTDY7NV3QfYeamjEHvoPSdLkVdESvZPs0or_2JdT_lrSwzTpH9S1uofraZnxjjIa2bJZB1Rwk28G5s/s1600/pelet+pelanggan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="tips marketing konsultanbizz" border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2lIqSv0Bw7krbBcabltX7Y2druiOt74kYGzwDy3kJjho_z3mqZqiwRhwSGETR2BTDY7NV3QfYeamjEHvoPSdLkVdESvZPs0or_2JdT_lrSwzTpH9S1uofraZnxjjIa2bJZB1Rwk28G5s/s1600/pelet+pelanggan.jpg" title="pelet pelanggan" width="400" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dear Pak Doddy, Salam kenal pak…</div> <div style="text-align: justify;"> Perkenalkan saya Joko Santoso dari kota Kisaran Medan Sumatera Utara. Saya mempunyai Usaha Percetakan kecil-kecilan di rumah yang baru berumur jagung pak dan mulai dari pertama buka sampai saat ini Alhamdulillah client tidak putus-putusnya datang ke tempat saya pak. Saya ingin minta solusi dan motivasi pada bapak bagaimana cara saya untuk tetap semangat dan tidak terlena atas itu semua dan tetap menggandeng client-client saya agar mereka tetap rindu dengan tempat usaha saya pak? Apa ada trik khusus pak? Mohon balasannya ya pak</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Thanks and Best Regards</div> <div style="text-align: justify;"> shipping@harvardcocopro.com</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <!-- posting GA ad --> <br /> <ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2723081433105973" data-ad-slot="6068217379" style="display: inline-block; height: 60px; width: 468px;"></ins><script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script> <div style="text-align: justify;"> Dear Pak Joko, Salam kenal juga</div> <div style="text-align: justify;"> Alhamdulillah usaha percetakannya berkembang baik dan diminati. Sebenarnya pak Joko sudah menjawab pertanyaannya sendiri: Bagaimana agar tidak terlena? Justru yang harus bapak tingkatkan terus adalah agar pelanggan anda menjadi semakin terlena. Enak ya pak? Dan Pak Joko harus berada pada posisi tetap terjaga dan waspada senantiasa dalam rangka melenakan pelanggan - pelanggan bapak. Nah kalau begitu, pasti Pak joko tahu seluk beluk bagaimana awal menarik mereka menjadi pelanggan dan kemudian membuat mereka loyal dan menjerumuskan mereka akan bujuk rayu, buaian dan lenaan pak joko agar terus datang dan datang lagi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kalau bahasa kerennya, yang sedang kita bahas adalah soal customer services.Kunci sukses dari customer services adalah bisa "meraga sukma" diri anda ke dalam benak, emosi dan psikologis para pelanggan dan calon pelanggan. Kayak dukun ya? Betul pak, kita pake teori dukun. bagaimana customer services adalah melancarkan ilmu "Asihan" dan "Pelet" dalam bisnis anda.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kunci ilmu asihan adalah bagaimana anda mengasihi orang lain seperti anda mengasihi diri sendiri.Bagaimana anda ingin dilayani, diperhatikan, diurus, dilayani, di ramah tamahi, disayangi dan dicintai seakan - akan hanya andalah pembeli terpenting di dunia, begitu pula harus anda terapkan kepada pembeli dan pelanggan anda.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika anda ingin dilayani seperti raja, maka terapkanlah hal yang sama kepada pelanggan anda. Walaupun diluar toko anda, seorang pelanggan hanyalah office boy, maka dia akan segera datang dan candu ke tempat anda karena hanya di toko anda sajalah dia berubah menjadi raja dengan layanan dan keramah tamahan yang anda berikan kepadanya. Jika suatu saat ada kesalahan teknis yang merugikan, maka bak seorang raja, dia akan memaafkan anda (mungkin dengan sedikit nasehat) dan kembali mempercayai anda untuk "melayaninya".</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika anda ingin didengarkan curhat dan segala keluh kesah anda baik yang nyambung maupun jaka sembung, maka demikian juga dengan orang lain.Apalagi pelanggan anda! Dengan perhatian yang khusyuk, bahasa tubuh anda yang fokus dan simpatik saat mendengarkan keluhan pelanggan, ditambah acting anda pura - pura memarahi karyawan anda di depan pelanggan dengan perintah agar segera memperbaiki kesalahan, maka niscaya anda kan lebih dipercaya oleh pelanggan anda dibandingkan seorang psikiater sekalipun heuheu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nah, kalau sudah memahami dua esensi customer services diatas, maka anda akan pandai untuk mudah mengucapkan permohonan maaf, mereduksi kata - kata menyebalkan seperti: tidak tahu, tidak boleh, jangan, ngga mungkin, tetapi anda akan mudah mengatakan iya pak, iya bu, anda benar pak, anda benar bu, untuk anda boleh, untuk ibu apa sih yang ngga saya layani, dan kata - kata menyenangkan yang ingin didengar para pelanggan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika hati sudah terlena maka jangan lupa anda beri pengertian teantang kelebihann dan kekurangan bisnis yang anda lakukan, beritahu bahwa anda perlu pengertian dan kerjasama dalam menjalankan system bisnis anda, seperti: keharusan uang muka, sabar antrian, dilarang merokok diruang produksi tapi menyiapkan smoking area dan lain sebagainya. Yah semoga jawaban saya bisa menambah kepakaran anda selama ini dalam menangani para pelanggan anda ya Pak Joko, sukses selalu, salam saya untuk keluarga dan warga Kisaran Medan, Horas!<br /> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilBq3Z-y1HryIesRiA-p8nK4fTA0_comU3nf_7QVyy0BxNUHmfirvEbwKqMEK26ZvYfKGRzxEKtAoKxXyhhHzPxaxBrW5Wi5XYzzAiHCTcVJvC4GNEEanzQjDytyIg2Dd1vTGNLB6O_Oc/w302-h403-no/ac72a91d-9824-484e-961f-5c89756a3974?rel=author">Doddy Hidayat Sastrawarija</a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <a href="https://www.google.com/+DoddyHidayatSastrawarija" rel="author">Konsultan Bisnis Kreatif</a></div> </div>

Dear Pak Doddy, Salam kenal pak… Perkenalkan saya Joko Santoso dari kota Kisaran Medan Sumatera Utara. Saya mempunyai Usaha Percetak...

Read more »

Karyawan ingin jadi Usahawan

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIEwJWhn-lB18sH2blMiaad8Df6RUteaOae7xq_Tr6x2272V6K_fq41XXVn5QWpQAGvSxYo1YphCZTg21LGmfLljT_ISPM2HOH_hcdsuIXlUBzHEb3aRfAgJl2qA1kVPOg-rXQsqjGhl8/s1600/karyawan+ingin+jadi+usahawan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="artikel bisnis by konsultanbizz" border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIEwJWhn-lB18sH2blMiaad8Df6RUteaOae7xq_Tr6x2272V6K_fq41XXVn5QWpQAGvSxYo1YphCZTg21LGmfLljT_ISPM2HOH_hcdsuIXlUBzHEb3aRfAgJl2qA1kVPOg-rXQsqjGhl8/s1600/karyawan+ingin+jadi+usahawan.jpg" title="karyawan ingin jadi usahawan" width="400" /></a></div> <h3 style="text-align: justify;"> </h3> <h3 style="text-align: justify;"> Tanya: </h3> <div style="text-align: justify;"> Mas Doddy, saya ingin jawaban dari situasi kehidupan yang saya alami. Kenapa saya tidak bisa mandiri seperti orang – orang yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Kenapa susah berpindah dari karyawan menjadi usahawan? Walaupun saya terpikir banyak ide, tetapi hanya sebatas di otak saja. Saya sekarang bekerja sebagai karyawan swasta sudah 15 tahun di 5 perusahaan yang berbeda. Saya merasakan apa yang dibuat boss saya sebenarnya bisa juga saya buat kalau saja saya berani untuk membuat usaha sendiri. Apa benar asumsi pembagian bahwa sebagian orang memang hanya jadi pekerja dan sebagian jadi pencipta lapangan pekerjaan? Maksudnya apakah tidak mungkin karyawan seperti saya suatu saat punya perusahaan sendiri? </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Suganda - Depok </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <script async="" src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <!-- posting GA ad --> <br /> <ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-2723081433105973" data-ad-slot="6068217379" style="display: inline-block; height: 60px; width: 468px;"></ins><script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script> <h3 style="text-align: justify;"> Jawab: </h3> <div style="text-align: justify;"> Pertanyaan susah amat sih heuheu. Ya iyalah kalau mudah tentu anda sudah jadi pengusaha ya sekarang. Kalau dilihat dari pengalaman sih sudah matang sekali tuh. 15 tahun, kalau langgeng sudah jadi direktur, letnan kolonel atau kepala dinas kali ya heuheu. Dan kalau dari 15 tahun yang lalu merintis usaha sendiri, mungkin sudah punya pabrik di tanggerang atau cabang di kota – kota besar di Indonesia ya. Tapi betul itu kata anda, tidak mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi dan biasanya faktor kelemahan dan ancaman atau resiko lebih besar dari faktor keunggulan dan peluang nya ya. Makanya hebat tuh boss yang merintis usaha dari nol hingga punya karyawan hebat seperti anda heuheu. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kalau saya jawabnya standar, anda juga pasti sudah tahu ya. Soal motivasi, kreativitas, perencanaan, modal, daya dukung dan lain – lain. Nanti kalau bahas itu, ujungnya kita salahkan orang lain deh heuheu. Pemerintah lah, Bank yang tidak kasih kredit lah, mertua yang pelit lah, pesaing bisnis yang unggul karena kita anggap pakai dukun lah atau malah kita salahkan kejujuran rekan bisnis yang menjadi penyebab usaha yang baru saja hendak dirintis, baru bikin kartu nama, sudah bubar jalan heuheu. Mungkin ada satu hal yang sering lupa atau tidak diperhitungkan sebagai faktor “terbesar” Kenapa susah berpindah dari karyawan menjadi usahawan. Yuk kita lihat apakah itu? Kelebihan sebagai karyawan dengan jam terbang 15 tahun tentu pada pengalaman bekerja. Profesionalisme jelas melebihi para fresh graduated dan untuk bursa lowongan kerja, tentu orang – orang seperti anda mempunyai keunggulan strategis. Anda punya reputasi pengalaman. Persoalannya, orang seperti anda ini suka gregetan antara tidak berdaya untuk menimbang apakah tetap berkarir di perusahaan orang atau jump menjadi pengusaha, betul? </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nah dari kelebihan yang anda punya, kalau anda sadari, ada juga kelemahan yang mendasar: 15 tahun cukup lama untuk menjadikan anda terjebak dengan mental pekerja. Apa ciri mental pekerja yang paling kelihatan? Saya sih tidak setuju kalau dibilang anda bukan high risk taker. Kerja dengan orang lain juga beresiko tinggi. Kalau tidak sesuai harapan, resikonya di pecat. Belum lagi bicara persaingan di kantor, konflik interest dan berbagai faktor pengandung resiko dunia kerja. Yang saya mau sorot adalah ciri mental pekerja dalam proses bekerja nya. Karena kita bekerja sebagai karyawan perusahaan orang lain, maka ada yang namanya standar, bisa disebut SOP atau semacam asumsi tentang penilaian kinerja seorang karyawan. Nah, biasanya asumsi umum dunia kerja itu diukur dari jam kerja itu sendiri. Ukuran jerih payah, tingkat motivasi, loyalitas dan prestasi lainnya di lihat dari banyaknya waktu kerja yang dihabiskan. Makanya tidak heran kan kalau salah satu ciri birokrasi perusahaan itu mengapresiasi prestasi dari lama nya bekerja. Sangat jarang kepemimpinan atau kenaikan jenjang karir dan pangkat, orang baru melebihi orang lama. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Persoalannya, asumsi birokrasi ini yang membentuk mental pekerja yang saya maksud. Penilaian tertinggi itu kan prestasi. Prestasi itu kan sebenarnya hasil. Jadi ketika suatu prestasi diukurnya dari jam kerja, maka hal itulah yang mempengaruhi metal anda. Fokus anda adalah waktu bukan hasil. Ada semacam patokan, jika dalam waktu sekian maka hasilnya harus sekian. Jadi jika anda merasa sulit untuk berpindah dari karyawan menjadi pengusaha, jangan – jangan masalahnya ada di fokus dimensi waktu, bukan fokus di hasil. Kalau fokusnya di hasil, maka yang terjadi anda tidak terlalu memikirkan waktu seperti anda menunggu buka puasa harus jam 6 sore. Anda harus berhasil atau untung dalam berusaha tidak boleh lewat dari 1 tahun. Atau jika saya belum juga mendapat modal 100 juta maka saya juga tidak akan pernah berpindah dari karyawan menjadi usahawan. Nah, bagaimana berpindah dari karyawan menjadi usahawan, anda harus berpindah dulu dari fokus kejar tayang kepada fokus proses hasil. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Proses yang harus anda hayati disini. Tidak masalah cepat atau lambatnya, tetapi visinya jelas, setiap usaha yang anda lakukan untuk menjadi usahawan itu berproses dari nol menjadi satu kemudian bertambah lagi nilainya, semakin bertambah karena asumsi – asumsi ala karyawan berubah menjadi proses menjadi usahawan. Mungkin awalnya lambat sekali, karena memang susah merubah metalitas itu. Tetapi mulai saja anda berproses fokus pada pembentukan cita – cita anda menjadi pengusaha, maka saya yakin justru estimasi target waktu anda bisa meleset, tadinya dipikir bakalan panjang, eh malah lebih cepat. Nah ini mungkin yang selalu disebut dalam sukses story nya para pengusaha: proses menjadi pengusaha itu gampang - gampang susah. Selama anda mempunyai visi, mentalitas, kesabaran, keuletan, kreativitas dan kegigihan sebagai pengusaha. Make something hiding become visible, make zero to hero ala pengusaha. Saya rasa itu saja jawaban saya kali ini. Semoga bisa dipahami ya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilBq3Z-y1HryIesRiA-p8nK4fTA0_comU3nf_7QVyy0BxNUHmfirvEbwKqMEK26ZvYfKGRzxEKtAoKxXyhhHzPxaxBrW5Wi5XYzzAiHCTcVJvC4GNEEanzQjDytyIg2Dd1vTGNLB6O_Oc/w302-h403-no/ac72a91d-9824-484e-961f-5c89756a3974?rel=author">Doddy Hidayat Sastrawarija</a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <a href="https://www.google.com/+DoddyHidayatSastrawarija" rel="author">Konsultan Bisnis Kreatif</a></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div>

Tanya:  Mas Doddy, saya ingin jawaban dari situasi kehidupan yang saya alami. Kenapa saya tidak bisa mandiri seperti orang – orang ya...

Read more »