Karyawan ingin jadi Usahawan

 On Tuesday, February 18, 2014  

artikel bisnis by konsultanbizz

Tanya: 

Mas Doddy, saya ingin jawaban dari situasi kehidupan yang saya alami. Kenapa saya tidak bisa mandiri seperti orang – orang yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Kenapa susah berpindah dari karyawan menjadi usahawan? Walaupun saya terpikir banyak ide, tetapi hanya sebatas di otak saja. Saya sekarang bekerja sebagai karyawan swasta sudah 15 tahun di 5 perusahaan yang berbeda. Saya merasakan apa yang dibuat boss saya sebenarnya bisa juga saya buat kalau saja saya berani untuk membuat usaha sendiri. Apa benar asumsi pembagian bahwa sebagian orang memang hanya jadi pekerja dan sebagian jadi pencipta lapangan pekerjaan? Maksudnya apakah tidak mungkin karyawan seperti saya suatu saat punya perusahaan sendiri? 

Suganda - Depok 


Jawab: 

Pertanyaan susah amat sih heuheu. Ya iyalah kalau mudah tentu anda sudah jadi pengusaha ya sekarang. Kalau dilihat dari pengalaman sih sudah matang sekali tuh. 15 tahun, kalau langgeng sudah jadi direktur, letnan kolonel atau kepala dinas kali ya heuheu. Dan kalau dari 15 tahun yang lalu merintis usaha sendiri, mungkin sudah punya pabrik di tanggerang atau cabang di kota – kota besar di Indonesia ya. Tapi betul itu kata anda, tidak mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi dan biasanya faktor kelemahan dan ancaman atau resiko lebih besar dari faktor keunggulan dan peluang nya ya. Makanya hebat tuh boss yang merintis usaha dari nol hingga punya karyawan hebat seperti anda heuheu. 

Kalau saya jawabnya standar, anda juga pasti sudah tahu ya. Soal motivasi, kreativitas, perencanaan, modal, daya dukung dan lain – lain. Nanti kalau bahas itu, ujungnya kita salahkan orang lain deh heuheu. Pemerintah lah, Bank yang tidak kasih kredit lah, mertua yang pelit lah, pesaing bisnis yang unggul karena kita anggap pakai dukun lah atau malah kita salahkan kejujuran rekan bisnis yang menjadi penyebab usaha yang baru saja hendak dirintis, baru bikin kartu nama, sudah bubar jalan heuheu. Mungkin ada satu hal yang sering lupa atau tidak diperhitungkan sebagai faktor “terbesar” Kenapa susah berpindah dari karyawan menjadi usahawan. Yuk kita lihat apakah itu? Kelebihan sebagai karyawan dengan jam terbang 15 tahun tentu pada pengalaman bekerja. Profesionalisme jelas melebihi para fresh graduated dan untuk bursa lowongan kerja, tentu orang – orang seperti anda mempunyai keunggulan strategis. Anda punya reputasi pengalaman. Persoalannya, orang seperti anda ini suka gregetan antara tidak berdaya untuk menimbang apakah tetap berkarir di perusahaan orang atau jump menjadi pengusaha, betul? 

Nah dari kelebihan yang anda punya, kalau anda sadari, ada juga kelemahan yang mendasar: 15 tahun cukup lama untuk menjadikan anda terjebak dengan mental pekerja. Apa ciri mental pekerja yang paling kelihatan? Saya sih tidak setuju kalau dibilang anda bukan high risk taker. Kerja dengan orang lain juga beresiko tinggi. Kalau tidak sesuai harapan, resikonya di pecat. Belum lagi bicara persaingan di kantor, konflik interest dan berbagai faktor pengandung resiko dunia kerja. Yang saya mau sorot adalah ciri mental pekerja dalam proses bekerja nya. Karena kita bekerja sebagai karyawan perusahaan orang lain, maka ada yang namanya standar, bisa disebut SOP atau semacam asumsi tentang penilaian kinerja seorang karyawan. Nah, biasanya asumsi umum dunia kerja itu diukur dari jam kerja itu sendiri. Ukuran jerih payah, tingkat motivasi, loyalitas dan prestasi lainnya di lihat dari banyaknya waktu kerja yang dihabiskan. Makanya tidak heran kan kalau salah satu ciri birokrasi perusahaan itu mengapresiasi prestasi dari lama nya bekerja. Sangat jarang kepemimpinan atau kenaikan jenjang karir dan pangkat, orang baru melebihi orang lama. 

Persoalannya, asumsi birokrasi ini yang membentuk mental pekerja yang saya maksud. Penilaian tertinggi itu kan prestasi. Prestasi itu kan sebenarnya hasil. Jadi ketika suatu prestasi diukurnya dari jam kerja, maka hal itulah yang mempengaruhi metal anda. Fokus anda adalah waktu bukan hasil. Ada semacam patokan, jika dalam waktu sekian maka hasilnya harus sekian. Jadi jika anda merasa sulit untuk berpindah dari karyawan menjadi pengusaha, jangan – jangan masalahnya ada di fokus dimensi waktu, bukan fokus di hasil. Kalau fokusnya di hasil, maka yang terjadi anda tidak terlalu memikirkan waktu seperti anda menunggu buka puasa harus jam 6 sore. Anda harus berhasil atau untung dalam berusaha tidak boleh lewat dari 1 tahun. Atau jika saya belum juga mendapat modal 100 juta maka saya juga tidak akan pernah berpindah dari karyawan menjadi usahawan. Nah, bagaimana berpindah dari karyawan menjadi usahawan, anda harus berpindah dulu dari fokus kejar tayang kepada fokus proses hasil. 

Proses yang harus anda hayati disini. Tidak masalah cepat atau lambatnya, tetapi visinya jelas, setiap usaha yang anda lakukan untuk menjadi usahawan itu berproses dari nol menjadi satu kemudian bertambah lagi nilainya, semakin bertambah karena asumsi – asumsi ala karyawan berubah menjadi proses menjadi usahawan. Mungkin awalnya lambat sekali, karena memang susah merubah metalitas itu. Tetapi mulai saja anda berproses fokus pada pembentukan cita – cita anda menjadi pengusaha, maka saya yakin justru estimasi target waktu anda bisa meleset, tadinya dipikir bakalan panjang, eh malah lebih cepat. Nah ini mungkin yang selalu disebut dalam sukses story nya para pengusaha: proses menjadi pengusaha itu gampang - gampang susah. Selama anda mempunyai visi, mentalitas, kesabaran, keuletan, kreativitas dan kegigihan sebagai pengusaha. Make something hiding become visible, make zero to hero ala pengusaha. Saya rasa itu saja jawaban saya kali ini. Semoga bisa dipahami ya.

Karyawan ingin jadi Usahawan 4.5 5 Unknown Tuesday, February 18, 2014 Tips seputar karyawan ingin menjadi usahawan Tanya:  Mas Doddy, saya ingin jawaban dari situasi kehidupan yang saya alami. Kenapa saya tidak bisa mandiri seperti orang – orang ya...


No comments:

Post a Comment

Html forms powered by 123ContactForm.com | Report abuse